Gambar

Azure DevOps merupakan layanan kolaborasi dan CI/CD yang dapat membantu perencanaan, pengujian, hingga distribusi proyek yang kecil hingga kelas bisnis.

Kalau kamu pernah menggunakan layanan seperti Travis CI, AppVeyor, Jenkins, atau sejenisnya, Azure DevOps ini memiliki fungsi yang kurang lebih sama. Tetapi, Azure DevOps ini memiliki beberapa kelebihan lain, lho!

Apa sih DevOps?

DevOps adalah serangkaian praktik dalam pengembangan perangkat lunak yang menggabungkan pengembangan (Dev) dan operasi IT (Ops) untuk memperpendek siklus pengembangan perangkat lunak dengan kebutuhan bisnis [1].

Mala, D.J. (dengan modifikasi).

Sederhananya, DevOps bertujuan untuk menyelesaikan masalah antara para programmer dan manajer bisnis bagaimana menyelesaikan suatu aplikasi untuk kepentingan bisnis.

Kenapa? Dalam proses pembuatan aplikasi, tentu ada tahapan tertentu seperti rancangan, pengujian, hingga rilis. Semua proses tersebut saling terkait dan merupakan sebuah alir yang selalu berulang. DevOps hadir untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk tertentu dengan otomatisasi kerja yang berulang.

Gambar

Kerja sama antar anggota tim menjadi lebih mudah.

Beberapa contoh kasus yang dapat diselesaikan dengan DevOps:

  1. Proses build aplikasi pada repositori.
  2. Proses testing, seperti unit test.
  3. Proses delivery aplikasi untuk rilis ke App Store.

Masih banyak kasus lain yang dapat diselesaikan dengan DevOps, tiga contoh di atas adalah bagian dari DevOps yaitu CI/CD (Continuous Integration/Continuous Delivery).

Tim Kodesiana juga sudah biasa menggunakan Azure DevOps dengan Cake Build untuk membuat otomatisasi proses pembuatan program di Kodesiana, lho.

Untuk referensi lain mengenai DevOps, bisa dilihat di bagian akhir artikel.

DevOps untuk Semua Platform

Karena Azure merupakan produk dari Microsoft, tentu Azure DevOps memiliki support yang sangat baik untuk proyek berbasis .NET, baik .NET Framework maupun .NET Core.

Dibandingkan layanan CI lainnya, layanan memiliki banyak jenis agent, baik dari agen plain (kosong) hingga agent yang sudah di set seperti Visual Studio.

Saat ini Azure DevOps mendukung agent dengan sistem operasi Windows, Windows Server, macOS, dan Ubuntu. Tentunya sudah lengkap untuk dapat membuat aplikasi untuk berbagai platform mulai dari desktop, cloud, hingga mobile.

Gratis, kah? Iya

Yap, Azure DevOps menawarkan layanan gratis untuk proyek yang di host di GitHub atau provider lain, dengan fitur yang cukup lengkap pula.

Gimana cara daftarnya? Akan di bahas di artikel selanjutnya ya! Stay tuned.

Referensi

  1. Mala, D.J. (2019). Integrating the Internet of Things Into Software Engineering Practices. Advances in Systems Analysis, Software Engineering, and High Performance Computing. IGI Global. p. 16. ISBN978-1-5225-7791-1. Diakses 14 Juli 2019.